Kegagalan suatu keberhasilan yang tertunda. Banyak dari kita, selama kita hidup pasti pernah mengalami kegagalan. Bahkan dari kita kecil, masa-masa baru belajar berjalan. Pada masa kecil saat mulai belajar berjalan berawal dari belajar bangun, saat mencoba bangun, kita sering jatuh, bahkan susah bangun, namun kita bisa berdiri lagi karena kegigihan kita, lalu perlahan-lahan belajar berjalan dengan memegang tembok, lalu belajar berjalan tanpa memegangnya lagi, walaupun sering terjatuh, kita tetap berdiri lagi sampai bisa berjalan dengan baik.
Saat terjatuh ialah kegagalan, walaupun harus terjatuh berkali-kali, namun dengan kegigihan yang kita punya membuat kita bangkit kembali, itulah keberhasilan dan tujuan kita. Seperti itu lah perumpamaan kegagalan dengan keberhasilan. Kita bisa belajar dari hal-hal kecil, seperti dari anak-anak yang baru belajar berjalan.
Yang kita tahu, anak-anak selalu mempunyai mimpi yang hebat dan berani bermimpi, mereka langsung mempunyai mimpi tidak memperdulikan bagaimana kedepan. Ha maksudnya bagaimana?
Iya maksudnya ialah, tanpa memperdulikan dirinya gagal atau tidak, yang pasti aku sudah bermimpi. Namun kita sekarang sudah remaja menuju tahap pendewasaan, rasanya bermimpi menjadi suatu hal semu, takut gagal dan lain lain. Padahal kita belum mencobanya tapi rasa takut sudah datang lebih dulu.
Coba kita merenungkan, posisi kita sudah remaja tahap pendewasaan yang pastinya kita boleh mempunyai mimpi dan mempunyai banyak peluang untuk mewujudkannya, karena posisinya kita sudah bertumbuh dewasa. Jika diposisikan masih kanak-kanak, saat mereka menyampaikan impiannya " Aku ingin jadi dokter", "Aku ingun jadi pilot". Anak-anak berani bermimpi sambil menjelaskan alasannya kenapa ia memilihnya, namun upaya mereka untuk mewujudkannya masih kemungkinan kecil, karena belum bertumbuh dewasa.
Kita yang sudah dewasa dan memiliki daya untuk mewujudkannya mengapa harus takut. Tubuh kita masih sanggup untuk berjalan, fikiran kita masih baik untuk dioptimalkan. Jadi jangan batasi mimpimu, tidak ada yang salah dengan impian, namun yang salah adalah takut bermimpi, yang salah adalah telalu santai dan malas.
Jika sudah terlalu nyaman dalam zona nyaman seperti kemalasan, siap-siap kita akan menerima kepahitan di masa tua.
Ada yang inginku sampaikan kembali. Aku pernah menerima pertanyaan seperti ini " Aku berproses hijrah,namun gagal lagi gagal lagi".
Muslimahku, perlu di perhatikan bahwa iman seseorang tidak ada yang stabil, ada fase naik turunnya. Ada fase semangat-semangatnya dan ada fase malas banget rasanya.
Jika fase turun ini jangan menganggap kita gagal dalam berhijrah. Wajar sekali jika kita merasa pada fase turun. Namun saat kita merasa turun, jangan menetap disana, bergegaslah mencari solusinya.
Bagaimana solusinya?
Yang pertama, jangan meninggalkan yang wajib, seperti sholat 5 waktu dan puasa ramadhan,dlakukan sholat di awal waktu dan paksakan diri untuk menjalankan yang sunnah, seperti solat duha, solat tahajud, solat rawatib, membaca Al-Quran, datang ke majelis ilmu atau kajian, karena rasanya lebih nyaman kalau kita menuntut ilmu langsung, tidak melalui sosial media. Dan jangan lupa berdoa teman-teman untuk teguhkan hati kita dalam jalan kebenaran.
Jika ada bertanya-tanya, pernah tidak kamu mengalami kegagalan?
Iya, jawabanya adalah aku pernah mengalami kegagalan, sedih itu pasti, hilang semangat itu ada, dan menganggap diri tidak berbakat itu ada. Namun ternyata hal itu salah besar, karena tidak menghargai diriku sendiri, tidak menghargai jeripayah yang telah aku sanggupi. Self love itu penting ternyata untuk membangkitkan semangat kita lagi. Karena diriku hidup bersama dengan raga ini yang telah Allah berikan. Jika aku hina diriku lagi berarti aku tidak bersyukur atas segala nikmat, atas segala kemudahan usaha yang telah diberi-Nya padaku.
Aku pernah mengalami kegagalan dalam lomba menulis, sudah empat kali aku mencoba mengikuti lomba menulis, namun hal itu lagi-lagi gagal. Yang telah aku tuliskan di atas bahwa aku mengaggap diriku tidak berbakat, sampai aku menyendiri. Hal yang ku lakukan salah besar, telalu lama dalam kesedihan. Sampai temanku mengatakan padaku “Menang atau kalah itu wajar, jangan fokuskan diri kamu menang atau kalah, tapi fokuskan diri kamu dalam mengasah kemampuan, cari pengalaman sebanyak-banyaknya”. Dari kalimat itu membuatku berfikir, betul apa yang dikatakan temanku, karena bakat harus selalu diasah, jika tidak diasah akan tumpul, tidak akan memajukan dirimu.
Dari beberapa kegagalan, aku mencoba lagi, kali ini aku mengikuti kompetisi menulis, yang akan dibukukkan menjadi buku. Dengan banyaknya orang mengikuti kompetisi menulis tersebut, saat pengumuman tiba, jantung rasa berdetak lebih cepat dari biasanya, mukaku cemas, namu ibu jariku tetap mencari-cari namaku di pengumuman tersebut yang diumunkan di whatsapp. Tiba-tiba mataku tertuju pada namaku ternyata tertera disana, rasanya tidak nyangka namun hal ini nyata.
Kegagalan akan selalu menghampiri hidup kita, kita tidak bisa menghindarinya. Jika kita gagal dalam segala permasalahan apapun, coba untuk diperiksa kembali, apa yang harus diperbaiki, apa yang harus dihilangkan kebiasaan tidak baik.
Komentar
Posting Komentar